Pria Ini Mendapatkan Warisan Ilmu Setelah Bermeditasi di Gunung Kuncung
Di lereng selatan Wonosalam, Jombang, terdapat sebuah tempat sunyi yang dikenal masyarakat sebagai Gunung Kuncung. Bukan gunung dalam arti tinggi menjulang, tapi lebih mirip bukit yang menyimpan punden atau makam keramat sosok Ki Medangkung Waliwonosegoro—seorang guru besar kadewaguruan pada masa Singosari, yang diyakini sebagai leluhur spiritual penyebar ajaran kebaikan di tanah Jombang. Dari keturunan beliaulah, para penyebar Islam di daerah ini bermula.
Tempat ini dikeramatkan warga, dijaga kesakralannya, dan menjadi tujuan bagi mereka yang ingin menyepi, berdoa, atau mencari ketenangan batin.
Salah satu dari mereka adalah Ananta, pria yang selama pandemi covid19, kurang lebih 6 bulan lamanya sering datang di tengah malam untuk bermeditasi dalam sunyi. Ia tak datang untuk ritual ramai-ramai, melainkan memilih waktu ketika tak ada siapa pun. Di sanalah, ia duduk bersila dalam gelap, mendengarkan suara angin dan desiran dedaunan, membiarkan pikirannya larut dalam keheningan.
Dalam kesunyian itulah, Ananta mengaku sering didatangi oleh sosok lelaki tua yang tak biasa: pendek, perut gendut, mata merah menyala, rambut putih berdiri, dan mulut lebar. Sosok itu tidak datang dengan menakut-nakuti, melainkan membawa wejangan dan pelajaran tentang jati diri—tentang mengenal siapa kita sebenarnya, bukan di permukaan, tapi hingga ke inti jiwa.
Wejangan itu menjadi titik balik bagi Ananta. Ia mulai memahami bahwa pengetahuan sejati tak hanya datang dari buku atau guru lahiriah. Ia lalu menggabungkan pelajaran batin tersebut dengan ilmu numerologi yang telah lama ia pelajari. Hasilnya, ia menemukan sebuah pendekatan baru untuk memahami manusia secara utuh.
Ananta menyebut ilmu atau pengetahuannya dengan Metode Numerologi Prabhavasta. metode unik yang bukan sekadar hitungan matematis, melainkan pembacaan ruhani terhadap nama, angka kelahiran, dan lintasan takdir seseorang.
Berbeda dari numerologi konvensional, Numerologi Prabhāvaṣṭa menggabungkan:
Bagi Ananta, ini bukan sekadar perjalanan spiritual. Ini adalah pengingat bahwa kebijaksanaan tidak pernah benar-benar hilang, ia hanya menunggu ditemukan oleh mereka yang sungguh-sungguh mencari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar